Jumat, 30 Oktober 2009

HUBUNGAN ANTARA MAKANAN BERGULA DAN KERUSAKAN GIGI

Meskipun gula pasir sudah menjadi bagian menu kita sehari-hari sejak lama, tapi ternyata gula dalam makanan juga menjadi isu kontraversial pada beberapa tahun terakhir. Isu ini begitu luasnya sehingga telah melibatkan diskusi dan pendapat para dokter, ilmuwan, ahli gizi, warga negara sipil dan militer, pemerintah dan industri pangan sendiri. Berbagai kelompok masyarakat dan ilmuwan, khususnya para ahli kesehatan dan gizi berpendapat bahwa manusia akan lebih sehat bila mereka mengkonsumsi gula lebih sedikit. Bukan karena gula dapat mendatangkan malapetaka bagi manusia, tetapi karena kontribusi gula dalam makanan hanyalah terletak pada rasa dan kalori saja. Masalahnya, pada jaman moderen ini gula merupakan bumbu atau ingredien yang paling banyak digunakan dalam berbagai jenis makanan.
Diantara kerugian yang paling banyak disorot dari pemakaian gula pasir dalam makanan bergula seperti permen, snack, minuman adalah kerusakan atau pengeroposan gigi, terutama pada anak-anak. Karena dapat menyebabkan kerusakan atau karies gigi, maka gula digolongkan sebagai senyawa kariogenik. Tetapi, dengan mengerti mengapa dan bagaimana gigi dapat rusak akibat mengkonsumsi gula atau makanan bergula tinggi, kita dapat mencegah karies gigi tersebut. Sehingga kesehatan gigi, terutama gigi anak-anak kita dapat dijaga.


Karies Gigi


Karies gigi adalah penyakit keropos yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan (terutama gula pasir dan pati-patian) yang tertinggal melekat pada bagian-bagian dan sela-sela gigi oleh bakteri-bakteri asam laktat.
Bahwa gula pasir atau sukrosa merupakan salah satu penyebab karies gigi yang utama telah secara jelas dapat dibuktikan pada binatang percobaan. Pada penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa sesungguhnya faktor yang menyebabkan terjadinya karies adalah adanya makanan yang mengandung sukrosa tinggi dan kebetulan tertinggal cukup lama pada gusi dan gigi. Jadi bila seluruh gula sukrosa yang dikonsumsi langsung tertelan masuk ke dalam perut tanpa ada yang tertinggal pada gigi, maka hal itu tidak akan menyebabkan penyebab karies gigi Ternyata sukrosa dalam bentuk makanan yang bersifat lengket akan lebih besar peluangnya sebagai penyebab karies.
Dari hasil berbagai penelitian terhadap binatang percobaan dan juga penelitian yang dilaksanakan langsung pada manusia, mengungkapkan bahwa berbagai jenis gula dan hubungannya sebagai penyebab terjadinya karies gigi telah dinilai berdasarkan urutan kegawatannya terhadap terjadinya karies yaitu sebagai berikut: gula sukrosa yang paling gawat, diikuti oleh glukosa, maltosa, laktosa, fruktosa, sorbitol dan xylitol.


Hampir seluruh peneliti yang bekerja pada bidang tersebut yakin bahwa sukrosa merupakan perangsang dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.
Berbagai hasil penelitian telah dapat dibuktikan bahwa kasus karies gigi pada anak-anak sebetulnya dapat diturunkan dengan bermakna (nyata) hanya dengan melakukan penggantian komponen sukrosa dalam makanan dengan glukosa, fruktosa atau jenis gula lain. Dengan alasan tersebut "chewing gum" sering diberi sorbitol, pengganti sukrosa.



Proses Terjadinya Karies


Karies gigi pada manusia merupakan salah satu penyakit yang sangat luas penyebarannya, diperkirakan melanda lebih banyak dari 90 persen dari jumlah penduduk dewasa, dan lanjut usia. Secara umum diterima alasan bahwa terjadinya karies gigi akibat dari kebiasaan makan yang salah, terutama karena terlalu seringnya mencerna makanan yang mengandung sukrosa.
Penyakit tersebut dimulai dari ulah bakteri atau kuman-kuman yang berada pada permukaan gigi. Daya kariogenetiknya dari kuman tersebut timbul karena adanya produksi asam laktat oleh beberapa jenis bakteri asam laktat, dengan akibat pH cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat sangat asam. Kondisi mana cukup kuat untuk melarutkan mineral-mineral dari permukaan gigi, sehinga gigi jadi keropos.
Di dalam rongga mulut manusia terdapat berbagai jenis mikroba atau bakteri yang banyak kaitannya dengan pembentukan asam laktat yaitu Streptococcus mutant, S. sanguis, S. nitis, S. salivarius, dan spesies laktobacillus. Semua jenis bakteri tersebut terkenal pandai membentuk senyawa polimer ekstra sellular dari sukrosa, tetapi tidak dari karbohidrat lain.
Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa strain bakteri S. mutant, berperanan sangat penting sebagai penyebab terjadi karies gigi. Dan hal itu mungkin, karena S. mutans mampu memproduksi senyawa glukan (atau juga disebut mutan) dalam jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enzim ekstra selulair yang disebut Glucosyl transferase.

Bagaimana sampai sukrosa dapat menjadi penyebab karies gigi telah lama dapat diungkapkan oleh Mäkinen pada tahun 1977 sebagai berikut: seperti telah dijelaskan di atas mikroba keriogenik Streptococcus yang berada dalam mulut, secara anaerobik melalui enzim yang diproduksinya mampu mencerna atau menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Dari hasil metabolisma jenis gula tersebut, terbentuklah polimer rantai panjang dari glukosa yang disebut dekstran atau polimer rantai panjang dari fruktosa yang disebut levans. Jenis polimer-polimer tersebut kemudian berkembang menjadi noda pada permukaan gigi. Noda-noda tersebut bersifat gel yang sangat lengket sekali. Proses pengeroposan gigi sendiri disebabkan oleh pengaruh asam laktat, yaitu produk hasil sampingan dari metabolisir fruktosa dan levans.



Pencegahan Karies


Karena melarang makan snack sulit sekali, maka cara yang terbaik adalah menyediakan/memilih makanan snack yang rendah kandungan disacharida dan monosacharidanya. Misalnya buah-buahan segar, sayuran, roti tawar, peanut butter, keju dan lainnya.
Seperti telah disinggung di atas, bahwa sesungguhnya faktor yang menyebabkan terjadinya karies adalah adanya makanan yang mengandung gula pasir atau sukrosa tinggi dan kebetulan tertinggal cukup lama pada gusi dan gigi. Jadi bila seluruh gula sukrosa yang dikonsumsi langsung tertelan masuk ke dalam perut tanpa ada yang tertinggal pada gigi, maka hal itu tidak akan menyebabkan penyebab karies gigi. Dengan demikian sebaiknya gigi harus segera dibersihkan misalnya dengan banyak minum air putih, atau lebih baik lagi jika berkumur atau sikat gigi setelah makan permen, snack atau kue-kue bergula lainnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar